Hilangnya
Keperawananku
Sebelumnya lihat bagian
“PERKENALAN” (Mei 2010).
Hilangnya keperawananku,
uhmmm … Aku masih ingat
saat itu aku berumur 15 tahun
dan hari itu adalah hari minggu.
Saat aku bangun hari itu semua
terasa baik-baik saja. Saat aku
bangun ternyata sudah cukup
siang, saat itu aku lagi-lagi di-
omelin mamaku karena bangun
siang melulu. Padahal aku
paling tua diantara saudara-
saudara perempuanku, hhi hhi.
Seperti biasa aku selalu
sms-an pagi-pagi, sama
cowokku pada saat itu
(sekarang sudah jadi
mantanku), Nova namanya,
anak SMAN 10 Surabaya.
“Hei, beibh lge apa nih
pagi2?” sms ku yang
pertama di hari itu
(tulisannya sih gag
seperti itu, tapi hamper
senada dengan itu,
begitu pula dengan sms
yang lainnya)
“Lge bantuin mamaku
nih beibh, kmu sendiri
lagi ngapain? Kmu kok
baru sms? Baru bangun
ya?” jawabnya (maklum
anak mami, selalu
bantuin ortu)
“Hhe hhe … iya nih beibh
baru bangun, kmu rajin
banget sih beibh pagi-
pagi udah bangun aku
ajah yang cewek baru
bangun” balasku
“Iya dong beibh, aku
kan rajin bantuin mama,
gak kayak kmu yang
malah di-omelin sama
mama kmu” jawabnya
“Hhe hhe … itu sih mama
ku aja yang berlebihan,
beibh nanti kita jadi
keluarkan? Nanti jemput
aku jam berapa?”
tanyaku mengingat hari
ini dia janji untuk
mengajakku keluar
“Wah beibh, keliatannya
nanti gak jadi beibh coz
aku harus nganterin
mama aku untuk keluar”
balasnya
“Lho kok begitu sih
beibh, kmu kan sudah
janji?” balasku
“Maaf ya beibh tapi ini
permintaan mamaku,
sekali lagi aku minta
maaf” sesalnya
Dengan penuh jengkelku
balas “Uhhmmmm …
yaudahlah beibh tapi
kmu ganti minggu
depan yah?” karena aku
tahu emang dia anak
mami
“Iya beibh minggu
depan aku pasti bilangin
mamaku, janji beibh”
janjinya
Lalu aku mulai menghabiskan
hari itu sendiri di rumah
bersama mama dan satu adik
kecilku karena papaku lagi
keluar dan adikku yang satu
lagi sedang keluar bersama
cowoknya, Gilang namanya,
saat itu sekolah di SMPN 4 Waru
bersama adikku.
Menjelang sore, adikku pulang
sekitar pukul 15.20 WIB.
Kemudian, selang beberapa
waktu setelah adik pulang
papaku pun pulang. Saat itu
aku ngobrol dengan papaku
yang sedang di ruang tamu
sambil istirahat sejenak.
“Pa, kok baru pulang sih, hari
minggu kok keluar sih?”
tanyaku
Sambil tersenyum
papaku pun menjawab
”Biasa … papa ada
urusan, emangnya
kenapa sih Dan?”
Sambil tersenyum pula
kujawab “Ya gak apa-
apa Cuma Tanya aja”
Lalu papaku pun balik
bertanya “Kamu kok
tumben gak keluar sama
cowok kamu?”
Sambil cemberut dan BT
aku pun menjawab “gak
Pa, dia sibuk”
“lo kok begitu,
emangnya sibuk
kenapa?” Tanya papaku
“dia lagi nganterin
mamanya Pa” jawabku
“Wah, bisa-bisa anak
Papa ini jadi cewek yang
jarang dibelai” lanjut
papaku sambil
tersenyum
Lalu sambil bingung
dengan kata2 barusan
aku pun menjawab “Ah,
sudahlah Pa gak usah
dibahas lagi nanti aku
tambah BT” lalu aku pun
beranjak dari ruang
tamu rumahku menuju
kamarku.
Malam pun datang, seperti
biasa aku dan adik-adikku pun
saling bercanda-gurau, kami
terus saja ngobrol hingga
akhirnya tiba waktu makan
malam. Makan malam itulah
awal dari musibah itu, aku tak
tahu jika itu adalah makan
malam terakhirku sebagai
seorang perawan.
Awalnya baik-baik saja ketikat
aku mulai duduk di meja
makan, di sebelahku ada
papaku dan di sebelahku lagi
ada adikku yang merupakan
anak kedua, sedangkan di
seberang pandanganku ada
adikku yang terkecil dan
tentunya mamaku. Awalnya
kita makan dengan tenang,
namun dipertengahan acara
makan malam itu tiba-tiba
adikku yang ada disebelahku
mulai merasa sakit perut. Lalu,
aku pun bertanya.
“Sha, ada apa?” tanyaku
pada adikku
“Aduh, ini kak perutku
sakit” jawabnya sambil
memegangi perutnya
yang sakit
“Lho kmu salah makan
kali sha” saut mamaku
“Enggak Ma” jawab
adikku
“Trus kenapa lho?”
tanya Papaku
“Enggak tau nih Pa”
Jawabnya dan dia pun
segera ke kamar kecil
“Eh Sha mau kemana?”
tanya papaku saat
adikku pergi dari meja
makan
“Eh ya sudah lanjutin
saja makannya” kata
mamaku
Setelah itu kami pun
lanjutkan makan, tapi tak lama
setelah itu terjadilah suatu
peristiwa yang tak aku sangka
dan sangat mengagetkanku.
Dari sela-sela pahaku yang
sedang memakai hotpant
terasa sebuah tangan yang
sedang memegangnya dengan
lembut. Aku pun kaget, dan
segera berusaha melihatnya
tanpa mengganggu yang
lainnya yang sedang menikmati
hidangan makan malam. Betapa
kagetnya aku ketika
mengetahui bahwa itulah
tangan papaku dan aku pun
terheran-heran melihat wajah
papaku yang serasa tanpa
dosa. Papa terus memegang
tanganku dengan lembut dan
pelan-pelan menuju lebih atas,
terlebih tak ada siapa-siapa lagi
disampingku sejak adikku ke
toilet. Aku berusaha
mengangkat dan menjauhkan
tangan papaku itu dari pahaku
dengan hati-hati karena aku
tak mau mama dan adikku
yang kecil tahu namun aku
gagal karena besarnya tangan
papaku dibandingkan dengan
tanganku. Lalu sambil
mengalihkan perhatian yang
lain, papaku pun mulai
mengajak ngobrol semua yang
ada di Meja makan.
“Eh Dan, gimana
hubungan kamu dengan cowok
kamu?” tanyanya padaku
“Eh … Eh gak apa-apa
kok pa, ehh … baik-baik saja
kok Pa” jawabku
sambil terus memegang
pahaku papa pun lanjut
bertanya
“Masak sih, hari ini saja
kamu gak keluar, gak kayak
biasanya?” lanjut Papaku
“ehh .. hh .. kan dia lagi
sibuk bantuin mamanya Pa”
jawabku dengan gugup karena
bingung dengan sikap papa
“ahh … masak sih ?”
tanya lagi Papaku
“Papa anaknya kok
digodain sih” saut mamaku
“gak apa-apalah Ma …
kan Papa pengen tahu sejauh
apa hubungan mereka” lanjut
Papa
Namun kali ini tangan
Papa mulai berhasil masuk ke
dalam hotpantku hingga
melewati celana dalamku.
Bahkan saat itu Papa mulai
memainkan memekku dan saat
itu pun papa melanjutkan
percakapan yang terjadi di Meja
makan tersebut
“Tapi bener gak apa-apa
kan Dan?” tanya papaku
“Ehhh ..hhh iya Pah,
hhmmmm … baik-baik saja”
jawab sambil terus merasakan
tangan Papa yang memainkan
memekku.
“kamu gak apa-apa
Dan?” tanya mamaku yang
melihat gelagak anehku.
Betapa gugupnya aku
ketika Mama bertanya tentang
gelagakku yang aneh. Saat itu
aku takut jika mama tahu apa
yang terjadi di balik meja
makan itu, mama akan marah
kepadaku dan Papa yang
berbuat hal tersebut dan akan
mengganggu keharmonisan
keluargaku. Namun disatu sisi
memekku mulai basah karena
permainan tangan papaku, ini
adalah pertama kalinya aku
merasakan memekku basah
apalagi yang lebih parah hal ini
terjadi akibat papaku. Lalu aku
pun melihat wajah Papa dan
aku pun mulai menjawab
pertanyaan Mamaku.
“Ehmmm … gak papa
kok Ma” jawabku pada mamaku
sambil tersenyum
“Tapi wajahmu
kelihatan pucat tuh?” tanyanya
lagi
“Ehhh … gak apa-apa
kok ma” jawabku dan dengan
cepat ku segera habiskan
makananku yang tinggal
sedikit dan segera berusaha
pergi dari Meja makan.
“Ehh … Ma Pa aku ke
kamar dulu ya, aku masih
sudah mulai ngantuk” pintaku
untuk segera meninggalkan
meja makan
“Kamu gak apa-apa
Dan?” tanya Mama
“Enggak apa-apa kok Ma,
aku cuma capek saja” jawabku
“Yakin?” Tanya Papaku
“Iya Pa … “ jawabku
“Tumben tidur jam
segini?” tanya mamaku lagi
“Sudah ngantuk nih Ma,
sudah dulu ya” kataku sambil
mulai meninggalkan meja
makan tanpa menunggu adikku
yang kembali dari kamar kecil
Betapa bingungnya aku
dengan apa yang terjadi tadi di
meja makan, aku pun mulai
memeluk bantalku dengan erat
dengan berharap kejadian tadi
hanyalah mimpi buruk dan
berharap mimpi itu akan segera
berakhir, hingga tak lama
kemudian akhirnya aku benar-
benar tertidur lelap malam itu.
Saat aku sedang tertidur pulas
itulah terjadi hal yang paling
takkan pernah aku bayangkan
seumur hidupku. Tiba-tiba
dadaku terasa digerakan
dengan lembut seperti diremas
oleh sesuatu, perlahan kumulai
merasa tidak nyaman dengan
semua ini, lalu aku mulai buka
mataku pelan-pelan. Saat itu
samar-samar aku melihat
seseorang di sebelahku lalu
kucoba segera membuka
mataku yang masih buram
karena masih ngantuk, namun
betapa kagetnya aku saat aku
sadar bahwa orang yang di
sebelahku adalah Papaku
sendiri yang sedang meremas-
remas dadaku yang masih
tertutup baju. Segera aku
bangun dan menyentak Papa
“Pa … ” sentakku pada
Papa
“Eh Dan kamu sudah
bangun … “ jawab
Papaku sambil
tersenyum dan kaget
“Papa ?” dengan
terheran-heran dengan
sikap Papa
“Papa kenapa disini?
Papa tadi lagi ngapain?”
tanyaku pada Papa
“Ehh … Papa cuma mau
lihat anak Papa sudah
tidur atau belum?”
jawab Papaku
Segera aku melihat jam, saat itu
ternyata jarum jam telah
menunjukan pukul 11.53, aku
pun makin heran dengan sikap
Papa yang larut malam
mendatangi kamarku
“Kenapa Dan? Kamu
keberatan Papa datang
ke kamar kamu ?” tanya
Papaku
“Gak gitu Pa … cuma
aneh saja malam-malam
Papa datang” jawabku
“Kan sudah Papa bilang
Papa cuma mau ngecek
saja” jawab lagi Papaku
Lalu dengan tersenyum tiba-
tiba Papa mulai melakukan lagi
apa yang telah ia lakukan di
meja makan, Ia mulai
memegang dengan lembut
paha putihku yang mulus
dengan lembut. Aku pun
dengan sigap mencoba
menjauhkan tangan Papa dan
menyentak Papa.
“Pa !” sentakku
“Papa apa-apaan sih?
dari sejak di meja makan
sampai sekarang Papa
terus berusaha
menyentuh aku”
heranku dengan sikap
Papa
“Gak apa-apa kan Dan ?
Papa kan cuma ingin
nyayang kamu?” jawab
Papa
Namun kali ini tangan
Papa telah mencapai
memekku lagi dan
segera ku sentak
“Pa, Papa apa-apan sih
aku ini anak Papa, Papa
gak seharusnya lakuin
ini ke anak Papa sendiri”
sentakku dengan keras
denag terus berontak
Namun tiba-tiba Papa maju dan
membuatku terbaring di
tempat tidur, seperti sedang
kerasukan, Papa terus
memainkan memekku dan
berkata
“Dan … jangan keras-
keras dong, kamu
pengen ada yang
dengar nanti Mama dan
adik-adik kamu ada
yang denger lho, kamu
mau kita di lihat dalam
keadaan seperti ini”
tegas Papaku
“Tapi Pa ?”
Lalu sejenak aku pun berpikir,
gimana jika aku teriak malah
membuat yang lainnya bangun.
Gimana kalau Mama tau, apa
lagi adikku yang kecil melihat.
Aku gak mau keluargaku jadi
berantakan karena kejadian ini
dan aku memutuskan
untuktidak berteriak demi
keluargaku. Tapi aku terus
berusaha menghentikan apa
yang Papa lakukan padaku.
“Dan, gimana rasanya ?
Kamu nikmatin dong !”
seru Papaku
“Pa Tapi ...” saat aku
berusaha berontak tiba-
tiba jari Papa
ditempelkan ke bibirku
“Ssssssssttt!!” suara
yang kluar dari mulut
Papaku
Perlahan aku mulai terangsang
dengan semua ini meskipun
aku tak inginkan semua ini
namu rasanya benar-benar
membuatku tidak tahan dan
membuatku mulai mendesis
“Uhhhmmmm …
uuuuuhhhhhh“ desisku
“Gimana Dan? Kamu
sudah merasa lebih
enak ?” tanya Papa
dengan tersenyum
“Uhhhhh ….”
“Ummmmmm”
“Uhhhmmmmm” terus
ku mendesis karena
permainan tangan Papa
Memekku pun sekarang
mulai merekah dan
basah, lalu Papa pun
berhenti
“Duh, anak Papa
ternyata seneng juga
ya ?” kata Papa
“huh .. huh … huh”
desah suaraku
mengambil nafas
Tiba-tiba tanpa memberikan
instruksi dan tanpa
memberitahuku, segera Papa
mengangkat kaos dan BH-ku ke
atas hingga terlihatlah kedua
payudarahku yang putih pun
terlihat jelas bersama dengan
putingku yang sedang berdiri
tegak karena rangsangan
permainan Papa di memekku
tadi.
“Pa ...” sentakku karena
kaget
“Diam dong Dan, kamu
nikmatin saja !” jawab
Papaku sambil mulai
meremas remas Dadaku
“Aeehhhh … eehhh”
desahku merasakan
remasan Papa di dadaku
“Gimana Dan ?” tanya
Papaku
“Eeehhhh … eeeehhh”
desahku terus menerus
Papaku saat itu benar-benar
seperti kerasukan, saat itu Papa
terlihat senang karena telah
dapat melakukan semua itu,
namun papa terus melanjutkan
aksinya. Kali ini Papa mulai
menciumi bibirku dengan tetap
meremas dadaku.
“Uuhhhmmmmfffhhh”
desahku menyambut
ciumana papa
“Uummmmm” desah
Papaku dengan
bergerilyanya lidah Papa
di mulutku
“Uhhmmmmm” desah
suara kami berdua
Entah sejak kapan namun aku
merasa telah mulai terangsang
hingga akupun membalas
permainan lidah dari lidah
Papaku. Benar-benar nikmat
dan aku pun terus
melakukannya hingga cukup
lama di tamabah dengan rasa
enak yang diciptaka tangan
Papa yang terus meremas
dadaku. Lalu tak lama kemudian
Papa segera menghentikan dan
berkata
“Kamu suka Dan ?”
tanya Papaku
“Ehhh … Enggak kok Pa”
jawabku dengan
memalingkan wajah
“Masak sih? Tapi tadi
kamu begitu menikmati
gitu” ejek Papaku
“Ehmmm … “ mau
ngomong apalagi aku
jelas ikut nafssu malam
itu
“Jujur saja deh Dan, gak
ada yang tau kok !
Lagian kamu pasti
kesepian karena sikap
cowok kamu yang gak
perhatian sama kamu”
lanjut Papaku
“Ehhmmm” bingungku
dengan pertanyaan
Papa
“Ayo dong Dan jujur ?”
tanya Papaku dengan
tersenyum
“Ehh, iyaa deh Pa”
dengan memalingkan
wajah aku pun
menjawab bahwa aku
emang ngerasa seneng
dengan apa yang
dilakukan Papa
“Ya gitu domg jujur,
sekarang kita lanjutin
yuk” lanjut Papaku
“Eh, apa Pa? Mau
ngapain lagi?” tanyaku
“Sudah … kamu ikutin
saja kata-kata Papa”
jawab Papaku dengan
meyakinkanku
Lalu Papa mulai memlepaskan
kaos dan BH-ku secara
perlahan, kemudian dilanjutkan
dengan melepaskan hotpantku
sehingga aku sekarang
telanjang bulat. Aku tak mau
bicara terlalu banyak nafsuku
yang sedang tinggi
membuatku mengikuti apa
yang Papa inginkan. Hingga
Papa pun membuka pula baju
celana hingga celana dalamnya.
Ooo tak aku sangka aku melihat
ini, aku melihat penis Papa
yang besar sedang tegang dan
mengeras, aku gak tahu berapa
ukurannya namun bagiku itu
sudah cukup besar. Lalu Papa
pun berkata.
“Kenapa Dan ? Kamu belum
pernah lihat burung cowok
ya ?” tanya Papa
“Ehh, be – be – belum
Pa” jawabku dengan
malu
“Lihat saja burung Papa,
kamu pasti penasaran
ya!” seru Papaku
“Ehh, enggak kok Pa”
jawabku dengan malu
“Enggak kok masih
ngeliat ke arah burung
Papa ?” ejek Papa
“Ehmmm” bingungku
“Sudah ... kalau mau
pegang juga gak apa-
apa kok !” jawab Papa
“Emang gak apa-apa
Pa ?” tanyaku dengan
wajah penasaran
“Iya Dan” jawab Papaku
Karena sudah penasaran
akhirnya aku beranikan diri
untuk memegang penis Papa.
Gak aku sangka ternyata Penis
itu lucu ya, bentuknya yang
tegak keras dan kuat dilapisi
dengan kulit yang hangat. Saat
ku mulai memegangnya tak aku
sangka Papa bereaksi karena
merasa nikmatnya dikocok oleh
tanganku. Lalu Papa pun
berkata
“Dan jangan dilepasin ya, Papa
pengen kamu kocokin”
perintah Papa
“E-emang kenapa Pa ?”
tanyaku yang masih
polos
“Ehhmmmm … Enak
banget sentuhan tangan
kamu … ” jawab Papa
Berkali-kali aku mengocok penis
Papa dan Papa pun semakin
merasa nikmat
“Dan kamu pernah tahu
gak rasanya penis itu
seperti apa ?” tanya
Papaku
“Eng -enggak Pa,
kenapa ?” jawabku
“Mau gak cobain emut
punya Papa?” tawaran
Papaku
“Eh … enggak Pa, aku
takut” jawabku yang
takut karena
menganggap jorok
“Ayo dong Dan, enak
kok, cobain dulu deh !”
rayunya padaku
“Ehmm tapi …
“engganku
“Ayo dong” rayu Papaku
sekali lagi
“Iya deh, tapi kalau gak
enak aku berhenti emut
ya Pa” jawabku yang
mulai tertarik
“Iya Dan” jawab Papaku
Akhirnya ku mulai dengan
menjilat penis Papa, terasa rasa
yang aneh bagiku yang baru
pertama kali merasakannya.
Namun melihat reaksi Papa
yang merasa seneng aku jadi
ingin melanjutkannya, aku
mulai memasukan penis Papa
kedalam mulutku sehingga
penis Papa yang besar
memenuhi mulutku. Lalu
didalam mulutku yang sempit
karena ada penis Papa maka ku
mainkan lidahku hingga Papa
semakin mendesah nikmat.
Kemudian tiba-tiba tangan
Papa membantu kepalaku
untuk bergerak maju dan
bergerak mundur. Tak lama
setelah itu Papa melepaskan
tangannya dan seperti merasa
keenakan aku pun dengan
sendirinya tetap memaju-
mundurkan kepalaku. Entah apa
yang aku pikirkan saat itu,
apakah aku suka atau aku
terbawa suasana atau karena
alasan lain. Tapi ketika Papa
memintaku untuk berhenti aku
seperti kehilangan kendali
karena nafsuku yang sedang
tinggi.
“Dan, sudah ya Papa
sudah cukup kok!” seru
Papaku
“Ehhmmmmm …
ehhmmmm … gak mau …
ehhmmmm … enak”
jawabku yang masih
menikmati penis Papa
Papaku saat itu
berusaha menghentikan
karena ia takut aku
marah dengan
spermanya yang akan
keluar
“Uhhh … Dan nanti kamu
jadi kotor lho” kata Papa
“Ehhhmmm … gak mau
emmmm … Pa” tolakku
atas perintah Papa
Tak lama kemudian tiba-tiba
mulutku terasa seperti
disemprot, saat itu cairan
sperma Papa sudah memenuhi
mulutku dan Papa segera
menarik penisnya. Saat itu Papa
segera bertanya
“Dan kamu gak apa-apa
kan? Kamu sudah Papa
ingetin tapi gak mau
dengar sih” kata Papa
“Gak apa-apa kok Pa,
tapi ini apa ?” dengan
lugunya aku bertanya
pada Papa
“Itu yang namanya
sperma, Papa takut
kamu marah karena
rasanya gak enak, jadi
tadi Papa minta kamu
berhenti, tapi kamunya
malah gak mau, gimana
gak enakkan rasanya ?”
tanya Papaku
“Ehhmmm enak kok Pa
meskipun rasanya aneh”
jawabku sambil
menikmatinya
Aku seperti sudah mulai
biasa dan tak canggung
pada Papa yang seperti
itu
“Dan kamu mau gak
lanjutin ke permainan
selanjutnya ?” tanya
“Uuuhmm … seru gak
Pa?” tanyakuku sambil
mencium bibir Papaku
“Serulah Dan … ” jawab
Papaku
“Okei deh” jawabku
Lalu Papa pun mulai
membaringkan tubuhku ke
tempat tidur dan membuka
kedua pahaku. Pelan-pelan Papa
mulai menggesekkan penisnya
di bibir memekku yang sudah
basah dari tadi, aku pun
bertanya.
“Ehhhmm ... Pa emang
gak apa-apa ya? Aku
takut sakit nih … ”
ucapku pada Papa
“Gak Papa Dan, malah
enak kok. Kamu percaya
Papa deh !“ ucap Papa
meyakinkanku
“Iya udah deh aku
percaya … ehhhmmmm”
lanjutku sambil
merasakan gesekan
penis Papa
Dengan perlahan Papa terus
menggesekan Penisnya di
sekitar bibir memekku dan tiba-
tiba Papa berkata
“Tahan ya Dan” ucap Papa
“emang kenaaa … napa ?”
tanyaku yang terputus karena
akhirnya Papa mulai
memasukan penisnya ke dalam
memekku dan terasalah rasa
perih itu
“Ehhhhmmmmm … “ erangku
sambil menahan suaraku
“Uhhmmm … tahan ya
Dan uhmmm” ucap Papa
sambil mengerang
kenikmatan karena
nikmatnya memekku
yang masih perawan
“Ehhhhhmmmm … Pa
sakit” sentakku pada
Papa karena rasa perih
yang kurasa
“Tahan Dan … “ jawab
Papa yang mulai
memaju-mudurkan
penisnya yang
menancap di memekku
Kemudian Papa terus memaju-
mundurkan hingga cukup lama
dan aku pun mulai merasa
kenikmatan yang dimaksud,
benar-benar nikmat aku pun
mulai terangsang dan mulai
meminta Papa untuk
meneruskan bahkan meminta
Papa untuk mencium bibirku.
“Pa enaakk … ehhhmmmm …
terusin saja Pa !” pintaku pada
Papa
“Oooohh … Iya Dan”
jawab Papa
“Eeuuhhmm … ciumin
aku Pa … ehhmmm ”
sekali lagi ucap pintaku
pada Papa
“uuuhhhmmmmmm”
suara ciuman Papa
dibibirku
Aku pun membalas ciuman
Papa. Sambil terus memaju-
mundurkan penis Papa dalam
memekku akhirnya Papa juga
meremas-remas dadaku. Aku
benar-benar sangat
terangsang. Lalu Papa pun
berhenti menciumku dan
mengangkat badannya dengan
tetap menancapkan penisnya.
“Huh … huh … huh …
Dan, buka mulut kamu
dong” perintah Papa
“Eeehhmmm … kenapa
Pa?” tanyaku
“Huh … huh … Buka saja
Dan” Perinta Papaku
Aku pun segera membuka
mulutku, tiba-tiba Papa
melepaskan penisnya dari
memekku dan maju
mengarahkan penisnya ke
mulutku hingga keluarlah lagi
semua sperma Papa di mulutku
untuk kedua kalinya.
“Uhhhmmmmm …
mmmmffftt” erangku
menikmati sperma Papa
Lalu Papa pun merebahkan
tubuhnya di sampingku. Kita
berdua istirahat karena cukup
lelah. Tak lama kemudian kita
pun ngobrol
“Gimana Dan kamu
seneng ? Enak gak?”
tanya Papa padaku
sambil tersenyum dan
membenahi rambutku
“Enak sih Pa” jawabku
“Tapi kok tiba-tiba gini
sih Pa ? Kenapa harus
ngelakuin sama aku ?”
tanyaku pada Papa
“Kenapa ? Kamu marah
pada Papa ? Kamu gak
suka kalau Papa lakuin
sama kamu ?” tanya
balik Papa dengan nada
kecewa
“Enggak kok Pa, cuma
pengen tahu saja?”
tanyaku pada Papa
“Ehhmmmmmm …
sebenernya Papa lagi
ada masalah sama Mama
sedangkan Papa lagi
pengen banget untuk
ngelakuin itu dan Papa
bener-bener gak kuat
melihat badan kamu
yang sudah tumbuh jadi
cewek yang cantik dan
sexy” jawab Papa
“Sebenernya Papa sudah
lama nahan perasaan ini
tapi hari ini Papa gak
kuat dan hari ini Papa
bener-bener pengen
banget” jelas Papa
“Kamu gak marah kan ?”
tanya Papa padaku
“Enggak kok Pa aku kan
anak Papa, jadi aku
harus bales semua yang
pernah Papa kasih, ini
saja belum cukup untuk
bales kebaikan Papa
yang jagain aku dari
kecil” jawabku
“Kamu emang anak Papa
yang baik” ucap Papa
sambil mengusap
rambutku
“Mmmm Dan … Kalau lain
kali Papa butuh kamu
temenin lagi kamu mau
gak?” tanya Papa
padaku
“Emmmmm … Papa nakal
ah sekali dikasih minta
lagi” jawabku
“Jadi gak boleh nih ?”
ucap Papa dengan nada
kecewa
Lalu aku pun mencium
bibir Papa
“Boleh kok Papa aku
sayang … kapan pun
Papa butuh aku siap
kok” jawabku dengan
mencium bibir Papa
sekali lagi
“Terima kasih ya Dan”
jawab Papa dengan
membalas ciumku
“Dan, Papa pergi dulu ya
… ” ucap Papaku
“Mmmmm … mau
kemana Pa ? Aku masih
pengen Papa disini !”
ucapku dengan nada
manja ke Papa
“Mau baliklah ke kamar,
nanti Mama malah tahu
lho … “jawab Papa
“Mmmmm ya deh tapi
cium sekali lagi dong !”
pintaku dengan manja
“Mmmmffffftttttttt”
suara kami berciuman
terakhir dimalam itu
Lalu Papa pun memakai
bajunya dan segera
meninggalkan kamarku, tapi
sebelum Papa meninggalkan
kamar aku manggil Papa
“Pa … !!” panggilku
“Apa Dan ?” Tanya
Papaku yang didepan
pintu
“Terima kasih ya sudah
ngajarin aku !” Ucapku
dengan manja
“Iya” jawab Papa
dengan tersenyum
Akhirnya aku pun tidur dengan
nyenyak. Pagi harinya aku
bangun dengan mata yang
cukup ngntuk namun hari itu
aku harus bangun untuk
berangkat sekolah meskipun di
Sekolah aku ngantuk banget.
Tapi agi itu ketika selesai
sarapan, aku langsung cium
Papa dan berkata “aku sayang
Papa”. Sejak hari itu kita sering
melakukannya, bersama ketika
gak ada orang ataupun ketika
larut malam. Aku pun sering
dikasih uang jajan lebih dari
Papa tanpa sepengetahuan
Mama atau keluarga pun yang
lain.
Keperawananku
Sebelumnya lihat bagian
“PERKENALAN” (Mei 2010).
Hilangnya keperawananku,
uhmmm … Aku masih ingat
saat itu aku berumur 15 tahun
dan hari itu adalah hari minggu.
Saat aku bangun hari itu semua
terasa baik-baik saja. Saat aku
bangun ternyata sudah cukup
siang, saat itu aku lagi-lagi di-
omelin mamaku karena bangun
siang melulu. Padahal aku
paling tua diantara saudara-
saudara perempuanku, hhi hhi.
Seperti biasa aku selalu
sms-an pagi-pagi, sama
cowokku pada saat itu
(sekarang sudah jadi
mantanku), Nova namanya,
anak SMAN 10 Surabaya.
“Hei, beibh lge apa nih
pagi2?” sms ku yang
pertama di hari itu
(tulisannya sih gag
seperti itu, tapi hamper
senada dengan itu,
begitu pula dengan sms
yang lainnya)
“Lge bantuin mamaku
nih beibh, kmu sendiri
lagi ngapain? Kmu kok
baru sms? Baru bangun
ya?” jawabnya (maklum
anak mami, selalu
bantuin ortu)
“Hhe hhe … iya nih beibh
baru bangun, kmu rajin
banget sih beibh pagi-
pagi udah bangun aku
ajah yang cewek baru
bangun” balasku
“Iya dong beibh, aku
kan rajin bantuin mama,
gak kayak kmu yang
malah di-omelin sama
mama kmu” jawabnya
“Hhe hhe … itu sih mama
ku aja yang berlebihan,
beibh nanti kita jadi
keluarkan? Nanti jemput
aku jam berapa?”
tanyaku mengingat hari
ini dia janji untuk
mengajakku keluar
“Wah beibh, keliatannya
nanti gak jadi beibh coz
aku harus nganterin
mama aku untuk keluar”
balasnya
“Lho kok begitu sih
beibh, kmu kan sudah
janji?” balasku
“Maaf ya beibh tapi ini
permintaan mamaku,
sekali lagi aku minta
maaf” sesalnya
Dengan penuh jengkelku
balas “Uhhmmmm …
yaudahlah beibh tapi
kmu ganti minggu
depan yah?” karena aku
tahu emang dia anak
mami
“Iya beibh minggu
depan aku pasti bilangin
mamaku, janji beibh”
janjinya
Lalu aku mulai menghabiskan
hari itu sendiri di rumah
bersama mama dan satu adik
kecilku karena papaku lagi
keluar dan adikku yang satu
lagi sedang keluar bersama
cowoknya, Gilang namanya,
saat itu sekolah di SMPN 4 Waru
bersama adikku.
Menjelang sore, adikku pulang
sekitar pukul 15.20 WIB.
Kemudian, selang beberapa
waktu setelah adik pulang
papaku pun pulang. Saat itu
aku ngobrol dengan papaku
yang sedang di ruang tamu
sambil istirahat sejenak.
“Pa, kok baru pulang sih, hari
minggu kok keluar sih?”
tanyaku
Sambil tersenyum
papaku pun menjawab
”Biasa … papa ada
urusan, emangnya
kenapa sih Dan?”
Sambil tersenyum pula
kujawab “Ya gak apa-
apa Cuma Tanya aja”
Lalu papaku pun balik
bertanya “Kamu kok
tumben gak keluar sama
cowok kamu?”
Sambil cemberut dan BT
aku pun menjawab “gak
Pa, dia sibuk”
“lo kok begitu,
emangnya sibuk
kenapa?” Tanya papaku
“dia lagi nganterin
mamanya Pa” jawabku
“Wah, bisa-bisa anak
Papa ini jadi cewek yang
jarang dibelai” lanjut
papaku sambil
tersenyum
Lalu sambil bingung
dengan kata2 barusan
aku pun menjawab “Ah,
sudahlah Pa gak usah
dibahas lagi nanti aku
tambah BT” lalu aku pun
beranjak dari ruang
tamu rumahku menuju
kamarku.
Malam pun datang, seperti
biasa aku dan adik-adikku pun
saling bercanda-gurau, kami
terus saja ngobrol hingga
akhirnya tiba waktu makan
malam. Makan malam itulah
awal dari musibah itu, aku tak
tahu jika itu adalah makan
malam terakhirku sebagai
seorang perawan.
Awalnya baik-baik saja ketikat
aku mulai duduk di meja
makan, di sebelahku ada
papaku dan di sebelahku lagi
ada adikku yang merupakan
anak kedua, sedangkan di
seberang pandanganku ada
adikku yang terkecil dan
tentunya mamaku. Awalnya
kita makan dengan tenang,
namun dipertengahan acara
makan malam itu tiba-tiba
adikku yang ada disebelahku
mulai merasa sakit perut. Lalu,
aku pun bertanya.
“Sha, ada apa?” tanyaku
pada adikku
“Aduh, ini kak perutku
sakit” jawabnya sambil
memegangi perutnya
yang sakit
“Lho kmu salah makan
kali sha” saut mamaku
“Enggak Ma” jawab
adikku
“Trus kenapa lho?”
tanya Papaku
“Enggak tau nih Pa”
Jawabnya dan dia pun
segera ke kamar kecil
“Eh Sha mau kemana?”
tanya papaku saat
adikku pergi dari meja
makan
“Eh ya sudah lanjutin
saja makannya” kata
mamaku
Setelah itu kami pun
lanjutkan makan, tapi tak lama
setelah itu terjadilah suatu
peristiwa yang tak aku sangka
dan sangat mengagetkanku.
Dari sela-sela pahaku yang
sedang memakai hotpant
terasa sebuah tangan yang
sedang memegangnya dengan
lembut. Aku pun kaget, dan
segera berusaha melihatnya
tanpa mengganggu yang
lainnya yang sedang menikmati
hidangan makan malam. Betapa
kagetnya aku ketika
mengetahui bahwa itulah
tangan papaku dan aku pun
terheran-heran melihat wajah
papaku yang serasa tanpa
dosa. Papa terus memegang
tanganku dengan lembut dan
pelan-pelan menuju lebih atas,
terlebih tak ada siapa-siapa lagi
disampingku sejak adikku ke
toilet. Aku berusaha
mengangkat dan menjauhkan
tangan papaku itu dari pahaku
dengan hati-hati karena aku
tak mau mama dan adikku
yang kecil tahu namun aku
gagal karena besarnya tangan
papaku dibandingkan dengan
tanganku. Lalu sambil
mengalihkan perhatian yang
lain, papaku pun mulai
mengajak ngobrol semua yang
ada di Meja makan.
“Eh Dan, gimana
hubungan kamu dengan cowok
kamu?” tanyanya padaku
“Eh … Eh gak apa-apa
kok pa, ehh … baik-baik saja
kok Pa” jawabku
sambil terus memegang
pahaku papa pun lanjut
bertanya
“Masak sih, hari ini saja
kamu gak keluar, gak kayak
biasanya?” lanjut Papaku
“ehh .. hh .. kan dia lagi
sibuk bantuin mamanya Pa”
jawabku dengan gugup karena
bingung dengan sikap papa
“ahh … masak sih ?”
tanya lagi Papaku
“Papa anaknya kok
digodain sih” saut mamaku
“gak apa-apalah Ma …
kan Papa pengen tahu sejauh
apa hubungan mereka” lanjut
Papa
Namun kali ini tangan
Papa mulai berhasil masuk ke
dalam hotpantku hingga
melewati celana dalamku.
Bahkan saat itu Papa mulai
memainkan memekku dan saat
itu pun papa melanjutkan
percakapan yang terjadi di Meja
makan tersebut
“Tapi bener gak apa-apa
kan Dan?” tanya papaku
“Ehhh ..hhh iya Pah,
hhmmmm … baik-baik saja”
jawab sambil terus merasakan
tangan Papa yang memainkan
memekku.
“kamu gak apa-apa
Dan?” tanya mamaku yang
melihat gelagak anehku.
Betapa gugupnya aku
ketika Mama bertanya tentang
gelagakku yang aneh. Saat itu
aku takut jika mama tahu apa
yang terjadi di balik meja
makan itu, mama akan marah
kepadaku dan Papa yang
berbuat hal tersebut dan akan
mengganggu keharmonisan
keluargaku. Namun disatu sisi
memekku mulai basah karena
permainan tangan papaku, ini
adalah pertama kalinya aku
merasakan memekku basah
apalagi yang lebih parah hal ini
terjadi akibat papaku. Lalu aku
pun melihat wajah Papa dan
aku pun mulai menjawab
pertanyaan Mamaku.
“Ehmmm … gak papa
kok Ma” jawabku pada mamaku
sambil tersenyum
“Tapi wajahmu
kelihatan pucat tuh?” tanyanya
lagi
“Ehhh … gak apa-apa
kok ma” jawabku dan dengan
cepat ku segera habiskan
makananku yang tinggal
sedikit dan segera berusaha
pergi dari Meja makan.
“Ehh … Ma Pa aku ke
kamar dulu ya, aku masih
sudah mulai ngantuk” pintaku
untuk segera meninggalkan
meja makan
“Kamu gak apa-apa
Dan?” tanya Mama
“Enggak apa-apa kok Ma,
aku cuma capek saja” jawabku
“Yakin?” Tanya Papaku
“Iya Pa … “ jawabku
“Tumben tidur jam
segini?” tanya mamaku lagi
“Sudah ngantuk nih Ma,
sudah dulu ya” kataku sambil
mulai meninggalkan meja
makan tanpa menunggu adikku
yang kembali dari kamar kecil
Betapa bingungnya aku
dengan apa yang terjadi tadi di
meja makan, aku pun mulai
memeluk bantalku dengan erat
dengan berharap kejadian tadi
hanyalah mimpi buruk dan
berharap mimpi itu akan segera
berakhir, hingga tak lama
kemudian akhirnya aku benar-
benar tertidur lelap malam itu.
Saat aku sedang tertidur pulas
itulah terjadi hal yang paling
takkan pernah aku bayangkan
seumur hidupku. Tiba-tiba
dadaku terasa digerakan
dengan lembut seperti diremas
oleh sesuatu, perlahan kumulai
merasa tidak nyaman dengan
semua ini, lalu aku mulai buka
mataku pelan-pelan. Saat itu
samar-samar aku melihat
seseorang di sebelahku lalu
kucoba segera membuka
mataku yang masih buram
karena masih ngantuk, namun
betapa kagetnya aku saat aku
sadar bahwa orang yang di
sebelahku adalah Papaku
sendiri yang sedang meremas-
remas dadaku yang masih
tertutup baju. Segera aku
bangun dan menyentak Papa
“Pa … ” sentakku pada
Papa
“Eh Dan kamu sudah
bangun … “ jawab
Papaku sambil
tersenyum dan kaget
“Papa ?” dengan
terheran-heran dengan
sikap Papa
“Papa kenapa disini?
Papa tadi lagi ngapain?”
tanyaku pada Papa
“Ehh … Papa cuma mau
lihat anak Papa sudah
tidur atau belum?”
jawab Papaku
Segera aku melihat jam, saat itu
ternyata jarum jam telah
menunjukan pukul 11.53, aku
pun makin heran dengan sikap
Papa yang larut malam
mendatangi kamarku
“Kenapa Dan? Kamu
keberatan Papa datang
ke kamar kamu ?” tanya
Papaku
“Gak gitu Pa … cuma
aneh saja malam-malam
Papa datang” jawabku
“Kan sudah Papa bilang
Papa cuma mau ngecek
saja” jawab lagi Papaku
Lalu dengan tersenyum tiba-
tiba Papa mulai melakukan lagi
apa yang telah ia lakukan di
meja makan, Ia mulai
memegang dengan lembut
paha putihku yang mulus
dengan lembut. Aku pun
dengan sigap mencoba
menjauhkan tangan Papa dan
menyentak Papa.
“Pa !” sentakku
“Papa apa-apaan sih?
dari sejak di meja makan
sampai sekarang Papa
terus berusaha
menyentuh aku”
heranku dengan sikap
Papa
“Gak apa-apa kan Dan ?
Papa kan cuma ingin
nyayang kamu?” jawab
Papa
Namun kali ini tangan
Papa telah mencapai
memekku lagi dan
segera ku sentak
“Pa, Papa apa-apan sih
aku ini anak Papa, Papa
gak seharusnya lakuin
ini ke anak Papa sendiri”
sentakku dengan keras
denag terus berontak
Namun tiba-tiba Papa maju dan
membuatku terbaring di
tempat tidur, seperti sedang
kerasukan, Papa terus
memainkan memekku dan
berkata
“Dan … jangan keras-
keras dong, kamu
pengen ada yang
dengar nanti Mama dan
adik-adik kamu ada
yang denger lho, kamu
mau kita di lihat dalam
keadaan seperti ini”
tegas Papaku
“Tapi Pa ?”
Lalu sejenak aku pun berpikir,
gimana jika aku teriak malah
membuat yang lainnya bangun.
Gimana kalau Mama tau, apa
lagi adikku yang kecil melihat.
Aku gak mau keluargaku jadi
berantakan karena kejadian ini
dan aku memutuskan
untuktidak berteriak demi
keluargaku. Tapi aku terus
berusaha menghentikan apa
yang Papa lakukan padaku.
“Dan, gimana rasanya ?
Kamu nikmatin dong !”
seru Papaku
“Pa Tapi ...” saat aku
berusaha berontak tiba-
tiba jari Papa
ditempelkan ke bibirku
“Ssssssssttt!!” suara
yang kluar dari mulut
Papaku
Perlahan aku mulai terangsang
dengan semua ini meskipun
aku tak inginkan semua ini
namu rasanya benar-benar
membuatku tidak tahan dan
membuatku mulai mendesis
“Uhhhmmmm …
uuuuuhhhhhh“ desisku
“Gimana Dan? Kamu
sudah merasa lebih
enak ?” tanya Papa
dengan tersenyum
“Uhhhhh ….”
“Ummmmmm”
“Uhhhmmmmm” terus
ku mendesis karena
permainan tangan Papa
Memekku pun sekarang
mulai merekah dan
basah, lalu Papa pun
berhenti
“Duh, anak Papa
ternyata seneng juga
ya ?” kata Papa
“huh .. huh … huh”
desah suaraku
mengambil nafas
Tiba-tiba tanpa memberikan
instruksi dan tanpa
memberitahuku, segera Papa
mengangkat kaos dan BH-ku ke
atas hingga terlihatlah kedua
payudarahku yang putih pun
terlihat jelas bersama dengan
putingku yang sedang berdiri
tegak karena rangsangan
permainan Papa di memekku
tadi.
“Pa ...” sentakku karena
kaget
“Diam dong Dan, kamu
nikmatin saja !” jawab
Papaku sambil mulai
meremas remas Dadaku
“Aeehhhh … eehhh”
desahku merasakan
remasan Papa di dadaku
“Gimana Dan ?” tanya
Papaku
“Eeehhhh … eeeehhh”
desahku terus menerus
Papaku saat itu benar-benar
seperti kerasukan, saat itu Papa
terlihat senang karena telah
dapat melakukan semua itu,
namun papa terus melanjutkan
aksinya. Kali ini Papa mulai
menciumi bibirku dengan tetap
meremas dadaku.
“Uuhhhmmmmfffhhh”
desahku menyambut
ciumana papa
“Uummmmm” desah
Papaku dengan
bergerilyanya lidah Papa
di mulutku
“Uhhmmmmm” desah
suara kami berdua
Entah sejak kapan namun aku
merasa telah mulai terangsang
hingga akupun membalas
permainan lidah dari lidah
Papaku. Benar-benar nikmat
dan aku pun terus
melakukannya hingga cukup
lama di tamabah dengan rasa
enak yang diciptaka tangan
Papa yang terus meremas
dadaku. Lalu tak lama kemudian
Papa segera menghentikan dan
berkata
“Kamu suka Dan ?”
tanya Papaku
“Ehhh … Enggak kok Pa”
jawabku dengan
memalingkan wajah
“Masak sih? Tapi tadi
kamu begitu menikmati
gitu” ejek Papaku
“Ehmmm … “ mau
ngomong apalagi aku
jelas ikut nafssu malam
itu
“Jujur saja deh Dan, gak
ada yang tau kok !
Lagian kamu pasti
kesepian karena sikap
cowok kamu yang gak
perhatian sama kamu”
lanjut Papaku
“Ehhmmm” bingungku
dengan pertanyaan
Papa
“Ayo dong Dan jujur ?”
tanya Papaku dengan
tersenyum
“Ehh, iyaa deh Pa”
dengan memalingkan
wajah aku pun
menjawab bahwa aku
emang ngerasa seneng
dengan apa yang
dilakukan Papa
“Ya gitu domg jujur,
sekarang kita lanjutin
yuk” lanjut Papaku
“Eh, apa Pa? Mau
ngapain lagi?” tanyaku
“Sudah … kamu ikutin
saja kata-kata Papa”
jawab Papaku dengan
meyakinkanku
Lalu Papa mulai memlepaskan
kaos dan BH-ku secara
perlahan, kemudian dilanjutkan
dengan melepaskan hotpantku
sehingga aku sekarang
telanjang bulat. Aku tak mau
bicara terlalu banyak nafsuku
yang sedang tinggi
membuatku mengikuti apa
yang Papa inginkan. Hingga
Papa pun membuka pula baju
celana hingga celana dalamnya.
Ooo tak aku sangka aku melihat
ini, aku melihat penis Papa
yang besar sedang tegang dan
mengeras, aku gak tahu berapa
ukurannya namun bagiku itu
sudah cukup besar. Lalu Papa
pun berkata.
“Kenapa Dan ? Kamu belum
pernah lihat burung cowok
ya ?” tanya Papa
“Ehh, be – be – belum
Pa” jawabku dengan
malu
“Lihat saja burung Papa,
kamu pasti penasaran
ya!” seru Papaku
“Ehh, enggak kok Pa”
jawabku dengan malu
“Enggak kok masih
ngeliat ke arah burung
Papa ?” ejek Papa
“Ehmmm” bingungku
“Sudah ... kalau mau
pegang juga gak apa-
apa kok !” jawab Papa
“Emang gak apa-apa
Pa ?” tanyaku dengan
wajah penasaran
“Iya Dan” jawab Papaku
Karena sudah penasaran
akhirnya aku beranikan diri
untuk memegang penis Papa.
Gak aku sangka ternyata Penis
itu lucu ya, bentuknya yang
tegak keras dan kuat dilapisi
dengan kulit yang hangat. Saat
ku mulai memegangnya tak aku
sangka Papa bereaksi karena
merasa nikmatnya dikocok oleh
tanganku. Lalu Papa pun
berkata
“Dan jangan dilepasin ya, Papa
pengen kamu kocokin”
perintah Papa
“E-emang kenapa Pa ?”
tanyaku yang masih
polos
“Ehhmmmm … Enak
banget sentuhan tangan
kamu … ” jawab Papa
Berkali-kali aku mengocok penis
Papa dan Papa pun semakin
merasa nikmat
“Dan kamu pernah tahu
gak rasanya penis itu
seperti apa ?” tanya
Papaku
“Eng -enggak Pa,
kenapa ?” jawabku
“Mau gak cobain emut
punya Papa?” tawaran
Papaku
“Eh … enggak Pa, aku
takut” jawabku yang
takut karena
menganggap jorok
“Ayo dong Dan, enak
kok, cobain dulu deh !”
rayunya padaku
“Ehmm tapi …
“engganku
“Ayo dong” rayu Papaku
sekali lagi
“Iya deh, tapi kalau gak
enak aku berhenti emut
ya Pa” jawabku yang
mulai tertarik
“Iya Dan” jawab Papaku
Akhirnya ku mulai dengan
menjilat penis Papa, terasa rasa
yang aneh bagiku yang baru
pertama kali merasakannya.
Namun melihat reaksi Papa
yang merasa seneng aku jadi
ingin melanjutkannya, aku
mulai memasukan penis Papa
kedalam mulutku sehingga
penis Papa yang besar
memenuhi mulutku. Lalu
didalam mulutku yang sempit
karena ada penis Papa maka ku
mainkan lidahku hingga Papa
semakin mendesah nikmat.
Kemudian tiba-tiba tangan
Papa membantu kepalaku
untuk bergerak maju dan
bergerak mundur. Tak lama
setelah itu Papa melepaskan
tangannya dan seperti merasa
keenakan aku pun dengan
sendirinya tetap memaju-
mundurkan kepalaku. Entah apa
yang aku pikirkan saat itu,
apakah aku suka atau aku
terbawa suasana atau karena
alasan lain. Tapi ketika Papa
memintaku untuk berhenti aku
seperti kehilangan kendali
karena nafsuku yang sedang
tinggi.
“Dan, sudah ya Papa
sudah cukup kok!” seru
Papaku
“Ehhmmmmm …
ehhmmmm … gak mau …
ehhmmmm … enak”
jawabku yang masih
menikmati penis Papa
Papaku saat itu
berusaha menghentikan
karena ia takut aku
marah dengan
spermanya yang akan
keluar
“Uhhh … Dan nanti kamu
jadi kotor lho” kata Papa
“Ehhhmmm … gak mau
emmmm … Pa” tolakku
atas perintah Papa
Tak lama kemudian tiba-tiba
mulutku terasa seperti
disemprot, saat itu cairan
sperma Papa sudah memenuhi
mulutku dan Papa segera
menarik penisnya. Saat itu Papa
segera bertanya
“Dan kamu gak apa-apa
kan? Kamu sudah Papa
ingetin tapi gak mau
dengar sih” kata Papa
“Gak apa-apa kok Pa,
tapi ini apa ?” dengan
lugunya aku bertanya
pada Papa
“Itu yang namanya
sperma, Papa takut
kamu marah karena
rasanya gak enak, jadi
tadi Papa minta kamu
berhenti, tapi kamunya
malah gak mau, gimana
gak enakkan rasanya ?”
tanya Papaku
“Ehhmmm enak kok Pa
meskipun rasanya aneh”
jawabku sambil
menikmatinya
Aku seperti sudah mulai
biasa dan tak canggung
pada Papa yang seperti
itu
“Dan kamu mau gak
lanjutin ke permainan
selanjutnya ?” tanya
“Uuuhmm … seru gak
Pa?” tanyakuku sambil
mencium bibir Papaku
“Serulah Dan … ” jawab
Papaku
“Okei deh” jawabku
Lalu Papa pun mulai
membaringkan tubuhku ke
tempat tidur dan membuka
kedua pahaku. Pelan-pelan Papa
mulai menggesekkan penisnya
di bibir memekku yang sudah
basah dari tadi, aku pun
bertanya.
“Ehhhmm ... Pa emang
gak apa-apa ya? Aku
takut sakit nih … ”
ucapku pada Papa
“Gak Papa Dan, malah
enak kok. Kamu percaya
Papa deh !“ ucap Papa
meyakinkanku
“Iya udah deh aku
percaya … ehhhmmmm”
lanjutku sambil
merasakan gesekan
penis Papa
Dengan perlahan Papa terus
menggesekan Penisnya di
sekitar bibir memekku dan tiba-
tiba Papa berkata
“Tahan ya Dan” ucap Papa
“emang kenaaa … napa ?”
tanyaku yang terputus karena
akhirnya Papa mulai
memasukan penisnya ke dalam
memekku dan terasalah rasa
perih itu
“Ehhhhmmmmm … “ erangku
sambil menahan suaraku
“Uhhmmm … tahan ya
Dan uhmmm” ucap Papa
sambil mengerang
kenikmatan karena
nikmatnya memekku
yang masih perawan
“Ehhhhhmmmm … Pa
sakit” sentakku pada
Papa karena rasa perih
yang kurasa
“Tahan Dan … “ jawab
Papa yang mulai
memaju-mudurkan
penisnya yang
menancap di memekku
Kemudian Papa terus memaju-
mundurkan hingga cukup lama
dan aku pun mulai merasa
kenikmatan yang dimaksud,
benar-benar nikmat aku pun
mulai terangsang dan mulai
meminta Papa untuk
meneruskan bahkan meminta
Papa untuk mencium bibirku.
“Pa enaakk … ehhhmmmm …
terusin saja Pa !” pintaku pada
Papa
“Oooohh … Iya Dan”
jawab Papa
“Eeuuhhmm … ciumin
aku Pa … ehhmmm ”
sekali lagi ucap pintaku
pada Papa
“uuuhhhmmmmmm”
suara ciuman Papa
dibibirku
Aku pun membalas ciuman
Papa. Sambil terus memaju-
mundurkan penis Papa dalam
memekku akhirnya Papa juga
meremas-remas dadaku. Aku
benar-benar sangat
terangsang. Lalu Papa pun
berhenti menciumku dan
mengangkat badannya dengan
tetap menancapkan penisnya.
“Huh … huh … huh …
Dan, buka mulut kamu
dong” perintah Papa
“Eeehhmmm … kenapa
Pa?” tanyaku
“Huh … huh … Buka saja
Dan” Perinta Papaku
Aku pun segera membuka
mulutku, tiba-tiba Papa
melepaskan penisnya dari
memekku dan maju
mengarahkan penisnya ke
mulutku hingga keluarlah lagi
semua sperma Papa di mulutku
untuk kedua kalinya.
“Uhhhmmmmm …
mmmmffftt” erangku
menikmati sperma Papa
Lalu Papa pun merebahkan
tubuhnya di sampingku. Kita
berdua istirahat karena cukup
lelah. Tak lama kemudian kita
pun ngobrol
“Gimana Dan kamu
seneng ? Enak gak?”
tanya Papa padaku
sambil tersenyum dan
membenahi rambutku
“Enak sih Pa” jawabku
“Tapi kok tiba-tiba gini
sih Pa ? Kenapa harus
ngelakuin sama aku ?”
tanyaku pada Papa
“Kenapa ? Kamu marah
pada Papa ? Kamu gak
suka kalau Papa lakuin
sama kamu ?” tanya
balik Papa dengan nada
kecewa
“Enggak kok Pa, cuma
pengen tahu saja?”
tanyaku pada Papa
“Ehhmmmmmm …
sebenernya Papa lagi
ada masalah sama Mama
sedangkan Papa lagi
pengen banget untuk
ngelakuin itu dan Papa
bener-bener gak kuat
melihat badan kamu
yang sudah tumbuh jadi
cewek yang cantik dan
sexy” jawab Papa
“Sebenernya Papa sudah
lama nahan perasaan ini
tapi hari ini Papa gak
kuat dan hari ini Papa
bener-bener pengen
banget” jelas Papa
“Kamu gak marah kan ?”
tanya Papa padaku
“Enggak kok Pa aku kan
anak Papa, jadi aku
harus bales semua yang
pernah Papa kasih, ini
saja belum cukup untuk
bales kebaikan Papa
yang jagain aku dari
kecil” jawabku
“Kamu emang anak Papa
yang baik” ucap Papa
sambil mengusap
rambutku
“Mmmm Dan … Kalau lain
kali Papa butuh kamu
temenin lagi kamu mau
gak?” tanya Papa
padaku
“Emmmmm … Papa nakal
ah sekali dikasih minta
lagi” jawabku
“Jadi gak boleh nih ?”
ucap Papa dengan nada
kecewa
Lalu aku pun mencium
bibir Papa
“Boleh kok Papa aku
sayang … kapan pun
Papa butuh aku siap
kok” jawabku dengan
mencium bibir Papa
sekali lagi
“Terima kasih ya Dan”
jawab Papa dengan
membalas ciumku
“Dan, Papa pergi dulu ya
… ” ucap Papaku
“Mmmmm … mau
kemana Pa ? Aku masih
pengen Papa disini !”
ucapku dengan nada
manja ke Papa
“Mau baliklah ke kamar,
nanti Mama malah tahu
lho … “jawab Papa
“Mmmmm ya deh tapi
cium sekali lagi dong !”
pintaku dengan manja
“Mmmmffffftttttttt”
suara kami berciuman
terakhir dimalam itu
Lalu Papa pun memakai
bajunya dan segera
meninggalkan kamarku, tapi
sebelum Papa meninggalkan
kamar aku manggil Papa
“Pa … !!” panggilku
“Apa Dan ?” Tanya
Papaku yang didepan
pintu
“Terima kasih ya sudah
ngajarin aku !” Ucapku
dengan manja
“Iya” jawab Papa
dengan tersenyum
Akhirnya aku pun tidur dengan
nyenyak. Pagi harinya aku
bangun dengan mata yang
cukup ngntuk namun hari itu
aku harus bangun untuk
berangkat sekolah meskipun di
Sekolah aku ngantuk banget.
Tapi agi itu ketika selesai
sarapan, aku langsung cium
Papa dan berkata “aku sayang
Papa”. Sejak hari itu kita sering
melakukannya, bersama ketika
gak ada orang ataupun ketika
larut malam. Aku pun sering
dikasih uang jajan lebih dari
Papa tanpa sepengetahuan
Mama atau keluarga pun yang
lain.
0 komentar:
Posting Komentar