Ini adalah cerita mantan pacar gw Marcia, yang dia ceritain ke gw beberapa waktu lalu. Marcia mendesah saat ia menyandarkan kepalanya di bagian belakang kursi goyang. Bayinya (amy) yang berumur berumur satu bulan putri berada di pelukannya sedang menetek. Rasanya nyaman sekali akhirnya masalahnya selesai. Pompa ASInya rusak dan Amy tidur lebih lama dari biasanya, dan payudaranya terasa sakit sekali karana penuh denga susu. Marcia akhirnya lega setelah Amy bangun, nangis untuk segera disusui. Tapi Marcia hanya lega setengahnya saja, karena setelah menghabiskan ASI dari payudara kirinya, Amy kembali tidur, sementara payudara kananya masih penuh dengan susu. Sementara anaknya yang pertama Markis, Dia tampak agak-agak menarik diri akhir-akhir ini semenjak adik bayinya lahir. Tentu saja Marcia tahu Markis pasti masih sulit menerima kematian ayahnya yang meninggal enam bulan yang lalu, karena korban tabrak lari. Air mata pun mulai mengalir di mata Marcia ketika ia mulai terkenang Guruh, suaminya dan ayah bagi kedua anak-anak –nya. Ia sangat merindukannya. Hidup tampak begitu tidak adil pikirnya. Sekarang dia ditinggalkan sendirian mengurus seorang bayi yang baru lahir dan remaja tanggung.
Dia mendengar langkah kaki dan membuka matanya. Markis sudah pulang sekolah dan langsung menuju ruang TV. Marcia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Markis dan ngga harus ngerasa malu kalau Markis melihat dia sedang menyusui Amy. "Markis ', kata Marcia. Markis menggerutu mennjawabnya. Dia sudah asyik menonton TV. "Bagaimana di sekolah?" Marcia berusaha untuk memilai percakapan. Markis tidak menjawab. “Markis?" "Apa?" Akhirnya ia menjawab dengan jengkel. "Bagaimana di sekolah" "Lumayan. Kapan makan malam Bunda? "Jawabnya. "sekitar satu jam lagi bunda buatin. Ngga apa-apa kan? " Lagi-lagi, Markus ngga menjawab. Marcia menghela napas. Ia merindukan saat-saat dai dan Markis percakapan mereka. Ia merindukan senyuman dan lelucon norak dari anak laki-laki satu-satunya itu. Marcia menyadari kalau ia merindukan Markis hampir sama seperti ia merindukan mendiang suaminya. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membawa Guruh kembali. Tapi ia bertekad untuk melakukan apapun untuk membuat Markis ceria kembali. Pada saat itu, Marcia menyadari bahwa Amy sudah berhenti mengisap peyudaranya, Amy sudah tidur lagi! Sial…, pikirnya. Amu bahkan belum menetek payudara yang satunya. Dia membuka dasternya dan menekan lembut pada payudaranya yang tampak bengkak. Setetes susu keluar dari putingnya dan Marcia meringis. Payudaranya begitu begitu bengkak penuh susu, sedangkan pompa ASInya masih rusak! Dia mencoba membangunkan Amy, tapi Amy tidur nyenyak sekali! Jadi Marcia mulai memijat payudaranya sedikit, berharap untuk memerah susunya. Marcia begitu serius memerah ASInya sampai dia tidak menyadari bahwa payudaranya telah sepenuhnya terlihat oleh Markis. Dia hanya menyadari itu ketika dia akhirnya menengadah dan melihat mata Markis benar-benar terfokus pada payudaranya! Ia menatap Markis sejenak, dan merasakan selangkannya telah basah. Marcia sangat terkejut! Bahwa dia bisa terangsang hanya karena anaknya sedang melihat payudaranya! Marcia buru-buru mengalihkan perhatiannya dan dengan cepat menutupi payudaranya. Tiba-tiba, pandangan mata Markis dan Marcia bertemu. Sejenak, mereka tidak mengatakan apa-apa. Kemudian Markis memerah mukanya dan ia kembali menonton TV lagi.
Marcia merenung. Apa yang baru saja terjadi? Dia mencoba memastikan bagaimana perasaannya saat ini. Marcia menggeliat di tempat duduknya dan menyadari bahwa dia sudah sangat basah .... dia
terangsang! Putranya telah membuatnya terangsang. Marcia memang tidak melakukan hubungan seks dalam waktu yang cukup lama, tapi bagaimana ia bisa terangsang sama anaknya sendiri? Setelah satu menit, Marcia menyadari bahwa apa yang dia rasakan belum juga hilang. Bahkan semakin menjadi-jadi. Dia harus bisa menghentikannya, pikir Marcia. Marcia pun kembali berfokus di Payudaranya yang penuh ASI. Dia butuh bantuan pikirnya. Kalau saja Markis mau mengisapnya ... ahh..apa yang sedang dipikirnya, darimana datangnya ide itu? Ide it uterus menggema di kepalanya. Marcia melihat Markis putranya dan dui melihat bahwa markus sedang terngsang juga, penisnya sedang ereksi. Markis matanya memang terpaku pada TV, tapi tangannya mengelus-elus selangkangannya. Marcia melirik ke arah TV. Tentunya acara Tom & Jerry tidak akan membuatnya jadi terangsang. Mungkinkah Markis sedang membayangkannya? Tanpa berpikir lebih jauh, Marciapun mengambil keputusan Dia perlu bantuan dan Markis ada di sini ...
”Markis." Panggil Marcia. Markis menoleh ke arahnya, tangannya pun segera menyingkir dari selangkangannya
"Tolong taruh Amy di tempat tidurnya, kemudian kembali lagi ke sini segera. Bunda ada perlu sama kamu. " "Tentang apa Bunda?" Jawab Markis. "Markis…..tolong bunda dulu deh… ". Markis segera bangun dari sofa dan dengan hati-hati mengambil Amy dari Bundanya. Marcia sengaja membiarkan bajunya tetap terbuka ketika Markis mengangkat adik bayinya. Dia melihat tatapan Markis terpaku pada putingnya, Markis memandangi putingnya sejenak. Markis membawa Amy ke kamar dan beberapa saat, ia kembali.
Marcia tidak berusaha untuk menutupi tubuhnya sehingga ketika Markis dating ia melihat ibunya dengan baju benar-benar terbuka dan payudaranya benar-benar terpampang padanya.
Marcia membiarkan Markis memandanginya sejenak, lalu Marciapun berbicara.
"Markis, bisa Bantu bunda?." Markis memandangnya. "Ya Bunda, ada apa?". "Emh.., Amy tidak terlalu lapar dan sayangnya dia tidak minum semua ASI bunda. Bunda pengen minta tolong kamu…..emh…itu….... kamu tahu kan.... " Suara Marcia tiba-tiba menghilang. Tiba-tiba ia tidak begitu yakin apa yang sedang dilakukannya. Markis kelihatan kebingungan.
"Sudahlah Nak ...." Marcia pun mulai menutup banjunnya kembali. Markis segera maju kedepan. "Tidak, Bunda .. tolong jangan" Markispun menghentikan Marcia menutup bajunya. "Biar Markis." Dia memohon. Dan tanpa ragu-ragu, Markis berlutut di samping kursi dan dengan lembut meraih puting susu bundanya ke mulutnya dan dia mulai menetek. Perasaan lega seperti menjalari tubuh Marcia pada saat itu. Ia menyenderkan kepalanya ke belakang dan hanya menikmati sensasi yang timbul. Markis menetek dengan semngat. Tangan Markis memijat dengan lembut payudara bundanya saat dia Menetek, Marcia bisa mendengarkan bunyi Markis menelan ASInya. Sampai akhirnya ASInya habis, tapi Markis masih saja mengisap putingnya.
Lalu Markis menggigit kecil putingnya dan Marciapun menjerit! Markis melepaskan putting Bundanya dan tersenyum padanya. “Maaf Bunda". Dan mereka berdua pun tertawa.
Marcia sangat senang sekali bisa tertawa lagi dengan Markis. Marcia tidak ingin membiarkan perasaan itu pergi. Dia melihat bahwa tangan Markis memijat payudara yang satunya. Markis bertanya menatapnya dan Marcia pun mengangguk. Tanpa ba bi bu lagi Markis mulai mengisap payudara yang satunya juga. Ada beberapa tetes susu tersisa dan Markis dengan lahap menjilatnya.
Markis menetek dengan sangat lahap. Tangan Marcia memeluk kepala anaknya, mendorongnya lebih dekat dengannya. Marcia sadar kakinya membuka melebar dan dia pun milai mengerang lembut. Markis akhirnya melepaskan putting Bundanya dan ia mulai menurunkan kepalanya kearahnya selangkangan Bundannya yang terbuka. "Bunda ... ajarin Markis apa yang harus dilakukan". Marcia terkejut untuk sejenak. "Oke sayang…". Tapi pertama-tama, kita turun dulu dari kursi ini.”
Markis membantunya berdiri. Marcia memandang anaknya dan ia tahu bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dia perlukan menunjukkan cintanya kepada Markis dan dengan melakukan itu, mungkin Markis bisa ceria lagi. Marcia ia membutuhkan seorang pria. Kita bisa saling membantu pikir Marcia.
"Bunda mencintaimu anak". "Markis juga cinta sama Bunda". Lalu bibir mereka bertemu dan mereka berciuman dengan penuh gairah. Marcia tahu kalau Markis tidak berpengalaman, Tapi dia akan mengajarinya. Ciuman berakhir. Marcia menjilat bibirnya. Merasakan ASInya sendiri ! Tanpa membuang waktu lagi, Marcia mulai membuka kancing kemeja anaknya .
"buka pakaian kamu sekarang sayang", Marcia mengerang. Dia begitu terangsang!
Markis pun telah telanjang bulat dihadapannya bagaikan saat dia dilahirkan dulu. Penisnya tampak keras dan berdenyut-denyut. Ia terkejut melihat betapa besar penis Markis. Apa semua anak umur 14 tahun sebesar ini? Marciapun menyentuh penis anaknya, yang langsung menjadi semakin keras. Marcia ingin menunjukkan cintanya, ia pun berlutut dan mulai mengisap penis anaknya.
"Oh Bunda", katanya Marcia mencium penis anaknya, berputar-putar lidahnya di ujungnya, kemudian mengulumnya. Kepalanya naik turun saat ia mengulum penis anaknya. Rasanya nikmat sekali ada penis di mulutnya lagi. Dia merasakan penis Markis mulai bergetar di mulutnya ... Marcia tahu markis akan klimaks. Marcia bertekad untuk menelan setiap tetes cinta putranya, sama seperti Markis telah meminum ASInya. "Bunda?" .... Markis berkata dengan berbisik.
Marcia terus mengisap, memandang ke arah putranya dan memberitahu kepadanya dengan tatapan matanya bahwa tidak apa-apa. Markis menatapnya sejenak, lalu ia memejamkan matanya rapat-rapat. Pada saat itu, putranya mencapai klimaks dan mulutnya penuh dengan cairan kental putih. Dia bisa merasakan semprotan dalam mulutnya lagi dan lagi. Marcia terus mengulum Penisnya dan menelan setiap tetes mani anaknya. Dan tetap saja dia tidak berhenti mengisap.
Dalam sekejap, penisnya keras lagi. Dia membuka mulutnya dan melepaskan penis markis. Marcia memandang ke arahnya dan perlahan-lahan mulai berdiri. Tubuhnya bergesekan dengan tubuh putranya ketika ia berdiri. Dia menekankan tubuh dekat dengannya, merasakan payudaranya di dada anaknya. Penis Markis berdenyut. Marcia menciumnya lagi, kali ini dengan perlahan-lahan. Marcia mengulurkan lidahnya. Markis segera merespon dengan memutar-mutar lidahnya. Ciuman mereka semakin dalam. Marcia memelukya lebih erat. Markis sudah lebih tinggi daripada Marci, kepalanya sedikit mendongak ketika mereka berciuman. Akhirnya ciuman mereka berhenti. Kali ini, Markis berdiri di depannya saat ia menatap tubuhnya. Masih masih baju dan roknya dan dia tersenyum dan berkata "Ikuti Bunda.".
Marcia berjalan ke kamar tidur, Markis pun mengikutinya. Ketika ia berjalan, ia pun sambil membuka pakaian, Pada saat dia sampai di tempat tidur, ia sudah telanjang bulat seperti Markis. Marcia berbalik dan menghadap kea rah Msrkis. Markis berada tepat di belakangnya dan dia pun segera menerkam Bundanya. Mereka berdua tertawa, mereka terjatuh di ranjang. Marcia merasa sangat senang bisa untuk bisa tertawa lagi dengan Markis, Merekapun bernafsu lagi. Dan Marcia hanya bisa terkagum-kagum melihat betapa nyatanya gairah untuk anaknyaini. Dia ingat hari ia dimana Markis lahir, mendorong keluar dari antara kedua kakinya dengan penuh semangat untuk memulai kehidupan.
Dan sekarang di sinilah dia, 14 tahun kemudian, siap untuk mengambil tempat tepat antara kedua kakinya lagi. Anaknya. Mereka berbaring di tempat tidur bersama-sama. Marcia memeluk kepalanya Markis ketika ia mulai menetek pada payudaranya lagi. Sekali lagi, membuka kakinya kepada Markis. Markis berlutut di antara kedua kaki Marcia yang terbuka. Marcia buka lebar kedua kakinya saat Markis memandang vaginanya untuk pertama kalinya. Markis tampak terengah-engah, Ia memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam aroma vagina Bundanya. Marcia mendesah dan vaginanya pun tambah basah. "Bunda cantik sekali". Bisiknya.
Markis menundukkan kepala dan mulai menjilati vagina Bundanya. Marcia terkesiap merasakan lidah Markis menyapu vaginanya untuk pertama kalinya. "Ajarin Markis Bunda", katanya.
”Sudah bener sayang…lakuin aja secara alami insting kamu sayang" Bagaikan kata-kata penyemangat dari Bundanya Markis makin bernafsu menjilati dan menghisapi vagina Bundanya dan mulai memasukan jarinya kesana
Marcia belum pernah merasakan perasaan yang begitu kuatnya. Anaknya sendiri sedang menjilati vaginanya. Dia merasakan nafsu yang amat liar menjalari tubuhnya. Mulut Markis terasa nyaman sekali di vaginanya, tetapi Markis perlu untuk diajari lagi supaya lebih pintar.
"Markis …... hisap itil Bunda sayang ..." . Marcia menggerakkan jari-jarinya dan menyentuh klitorisnya untuk menunjukkannya kepada Markis. Markis cepat belajar, segera ia menemukan g-spotnya dan dia terus mengisap klitoris Bundanya, yang membawa Bundanya ke ambang puncak kenikmatan. Seluruh tubuh Marcia dipenuhi oleh nafsu. Gelombang demi gelombang gairah dan nafsu datang bagaikan air bah. Anaknya sendiri sedang berada di antara kakinya, menjilati vaginanya, dan rasanya begitu nikmat sekali. Marcia mengerang, terengah-engah.
"Entot bunda sayang", dia berteriak. "Entot Bunda!" Dan Markis pun melakukan hal itu. Markis menyorongkan kemaluannya di vagina bundanya dan mulai menyetubuhinya. Marcia mengencangkan dinding vaginanya, ketika penis anaknya masuk ke dalam. Dengan setiap dorongan,
ia meremas otot-otot vaginanya dan menggerakkan pinggulnya. Mereka berdua mendesah penuh gairah. Marcia Menarik lengan Markis agar lebih dekat dengannya, lalu tangannya meluncur ke bawah punggungnya sampai menyentuh pantatnya. Marcia ingin membawa Msrkis lebih dekat dengannya. "Oh Markis sayang ..." teriak Marcia. “I love you Bunda" kata Markis.
Marcia menjerit tertahan saat ia mencapai klimaks, hampir pada waktu yang bersamaan dengan anaknya itu. Bersama-sama mereka berteriak, tubuh mereka menjerit di tempat tidur. Marcia bisa merasakan semprotan mani anaknya di dalam rahimnya. Marcia melengkungkan punggungnya dan berteriak, gairahnya bagaikan memakan seluruh tubuhnya. Tubuhnya tersentak, kemudian sejenak, mereka tidak mengatakan apa-apa. Markis mulai mengeser tubuhnya, tetapi Marcia menahannya. Markis terlihat santai, mulutnya ada di dekat payudara bundanya. Dia membuka mulutnya dan putingnya pun masuk kedalam mulutnya. Markis mengisapnya perlahan. Rumah itu sepi, kecuali suara dari mulut markis sedang menetek sama Bundanyamengisap. Kemudian sama seperti saat Markis lakukan ketika ia masih bayi, suara hisapannya menjadi lebih tenang dan tenang sampai akhirnya ia berhenti dan dia tidur.
Marcia menatap putranya dengan penuh..
Itulah yang di ceritakan Marcia ke gw saat kita bertemu beberapa waktu yang lalu…..hubungan mereka sekarang telah membuahkan seorang putra berusia 1.5 tahun…Walaupun Marcia sudah tidak menyusui Amy tetapi Marcia tetap menyusui kedua anak laki-lakinya sampai sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar