Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Pemerkosaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemerkosaan. Tampilkan semua postingan
Senin, 09 September 2013

Eksekusi Sahabat Pacarku

Jadi Ceritanya Gini,Kejadian Ini 2 Hari Yang Lalu,sebut aja Gw tulay,gw Punya Pacar Sebut Aja Gita,Dia Punya Sahabat Sebutlah April,Lngsung Mulai Aja.
Awal Mula Gw Mau Ngerencanain Ultah Pacar Gw,Besok Hari Ultahnya,Gw Suruh April Kermah Gw Buat Ngerencanain Surprise,Waktu Itu Juga Kebetulan Rumah Lagi Sepi,Keluarga Lagi Pada Pergi,Gw Atur Rencana,dan Rencana Udah Jadi.
Stelah Selesai Rencana Gw Ngobrol Dan Gw Pancing-Pancing Dah Dengan Ngomong Jorok,Gw Tergoda Liat Dadanya Yang Padat Kira-Kira 32 A,Gw Pikir Sekarang Waktu Yang Pas.
G: Pril,Lo Pacaran Udah Ngelakuin Apa Aja ?
A: Paling Ciuman,Pelukan, Udah,kenapa Emang?
G: Engga Kok,Adu Ciuman yuk,Gatel Ni Bibir,Kalo Lo Menang Gw Traktir Deh "kata gw menggoda"
A: ayoo,Lo Kata Gw Takut "Pasang Muka Ngeselin"
Gw deketin deh,gw duduk disebelahnya.
G: Ayoo Mulai,Liat Sini Dong
A: ayoo,
habis ngomong ayoo,dia langsung nengok dan nyerang bibir gw,dalem hati gw "nyuri start ni,beringas banget ya"
...
gw ciuman,gw gigit kecil bibirnya dan dia bales,gw julurin lidah gw dan lidah dia membalas,lidah kami pun beradu, gw pegang pipinya sambil gw elus-elus telinganya,dia pun membalas dengan gerakan yang sama,lalu gw tarik lidah gw kedalam dan begitu lidah dia memancing,gw gigit lidahnya,dan bibir pun terlepas,
G : Gue Menang,Gue Menang (sambil ngejulurin lidah)
A : Ahh Curang Lo,Ayoo Lagi.
G : Gue Jawab,Mau Banget Ya,Ketagihan Ya Sama Bibir Gw
A : Sotoy ahh.
Selesai Dia Bilang Sotoy Ahh Dia Langsung Dorong Gw Jadi Gw Bersandar di Sisi Sofa,Saat itu dia langsung duduk di paha gw dan mulai mencium bibir gw lagi,gw terpancing dong dan makin terangsang gw dengan perbuatan dia itu dan gw pun berfikir "kayanya ni cewe udah mulai terangsang" .
Sekiranya 10 Menit gw Ciuman,Gw Beraniin Tangan Gw Buat Ngeraba Toketnya,Begitu Gw Sentuh,dia diem aja,, dalam hati gw berkata "Padat Banget Ni Toket,Berasa Mimpi Dah Gue,Hajar ahh" ,mulai gw gerayangi, gw remas dan dia mendesah "ahhh" ,desahannya bikin gw makin menjadi jadi, gw lepas ciuman,gw mulai nikmati lehernya dengan jilatan-jilatan dan tangan masih di toketnya,,lalu gw rebahin dia di sofa,masih gw gerayangi dan dia mendesah "ahh lay,geli lay" ,gw jawab "tapi enak kan" ,dia cuma mendesah lagi,gw buka kancing kemejanya satu-satu lalu gw lepas kemejanya,kemudian gw lepas bra'nya,
G: Betapa Indahnya Gunung Kembar Ini,Lebih Indah Dari Punya Gita.
A: Udah Kenyotin.
Mendengar perkataannya,langsung gw remas dan gw mainin putingnya yang masih pink, dalam hati gw "yes,gw orang pertama yang menikmati" ,, dia mendesah "ahhh enak lay,terus lay" ,langsung gw kenyotin putingnya dan gw liat ekspresi mukanya merem-melek.
Lalu gw mulai ke bawah,gw lepas celana chino'nya, gw liat mekinya udah basah "wow kayanya dalemnya legit ni" dan gw elus mekinya dari luar CD'nya.
G : Udah Basah Ni,Enak banget dah
A : kalo enak lanjutin dong
dalem hati gw,"wahh ni cewe udah dipuncak birahi,dan gw bakal jadi orang pertama yang ngerasain mekinya" ,lalu gw lepas CD'nya,dalem hati gw "Rapet Banget,Legit SeLegit,Legitnya Ni"
gw mainin jari gw di mekinya, "ahhh enak,ohhh" desahnya,,gw jilatin mekinya yang udah basah "terus lay ohhh" dia mendesah,,"iya sayang" jawabku ,setelah puas memainkan mekinya gw berdiri,dan gw lepas celana gw beserta CD,, Udah gak sabar si otong udah tegang dari tadi ...
Gw berdiri dan gw suruh dia jongkok didepan gw.
A: Aihhh,Gede Amat Lay,Panjang Juga (mukanya kaget)
G: Jongkok sini depan gw,gantian bikin gw lemes .
Dia jongkok,tapi belum ngapa-ngapain, "kayanya ni cewe bingung mau ngapain", "kok diem sih" ,mendengar perkataan gw dia langsung meremas otongku dan mengocoknya,dia mengocok sangat kencang dan gw pun hanya menikmati, "ahhh,pelan dikit dong sayang" ,dia mengurangi kecepatan, "emutin dong sayang,anggep aja eskrim magnum" sahutku,dia mengemut kepala otongku,lalu memasukkan ke dalam mulutnya,otongku tak sepenuhnya masuk dan terasa menyentuh tenggorokannya
G : udah ah,yang lebih enak aja
A : ayoo,Cepet Dong,Nafsu Gw Udah di Puncak
G : Dikamar gw aja
Gw peluk dia dari belakang,sambil meremas toketnya dan menggesekkan otongku di pantatnya,kami berjalan ke kamar.
Kurebahkan dia.
G : Tahan ya,,Pertama Mah Sakit, tapi kesananya pasti ketagihan.
A : Iya,Udah Mulai Dong.
Gw gesek kepala otong di bibir mekinya,gw dorong pelan-pelan,jlebb,,kepala penis masuk, ahhh,dia mendesah.
Gw cabut lagi,dan gw dorong dgn kekuatan lebih,jlebb,otong gw sdh masuk di mekinya dan terasa menyentuh sesuatu di dalam meki, "ahhhhhhh" dia mendesah,gw tahan dan selang 5 menit mulai gw maju mundurkn,gw genjot dia dgn gaya dia diatas gw dibawah,dan kami mencapai puncak ketika kami melakuknnya bergaya doggy sambil berdiri,dia menungging,tangannya di meja belajar gw,gw genjot terus smpai akhirnya dia orgasme,terus gw genjot,,tak lama gw mencapai puncak,gw cabut otong gw,gw suruh dia jongkok,dan gw muncratin di mukanya,kami pake baju lagi,dia pun langsung buru2 pulang tanpa kata-kata.
Gw panik,ada 10 kli gw sms "jangan marah,maafin gw khilaf"
dia bales
kapan-kapan lagi ya?
Maxx,,, setelah kejadian itu, gw takut sekaligus puas juga sih,,, takut pacar tahu,apalagi dia sahabatnya sendiri,yang ada bakal perang dunia ke-3,,,tapi gw puas menikmati dia ...
Dan sekarang,,, gw sering panggil sayang-sayangan juga sama dia  ...
Sahabat Pacarku Lebih Enak Dari Pacarku Sendiri ...

Pemerkosaancewek pegawai bank


Rida adalah
seorang gadis 20 tahunan yang bekerja
di sebuah bank negeri di kota Bkl. Ia
tinggal di rumah kos bersama seorang
rekan wanitanya, Ita, yang juga bekerja
di bank yang sama walaupun pada
cabang yang berbeda. Ia memiliki tubuh
yang kencang. Wajahnya cukup manis
dengan bibir yang penuh, yang selalu
dipoles dengan lipstik warna terang.
Tentu saja sebagai seorang teller di bank
penampilannya harus selalu dijaga. Ia
selalu tampil manis dan harum.
Suatu hari di sore hari Rida terkejut
melihat kantornya telah gelap. Berarti
pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan
Diman, satpam mereka. Dia tadi pergi ke
WC terlebih dulu sebelum akan pulang.
Mungkin mereka mengira ia sudah
pulang. Baru saja ia akan menggedor
pintu, biasanya para satpam duduk di
pintu luar. Ada kabar para satpam di
kantor bank tersebut akan diberhentikan
karena pengurangan karyawan, Rida
merasa kasihan tapi tak bisa berbuat
apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6
orang satpam disana. Berarti banyak
juga korban PHK kali ini.
"Mau kemana Rida?", tiba-tiba
seseorang menegurnya dari kegelapan
meja teller.
Rida terkejut, ada Warto dan Diman.
Mereka menyeringai.
"Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau
pulang dulu..", Rida menyapa mereka
berdua yang mendekatinya.
"Rida, kami bakal diberhentikan besok..",
Warto berkata.
"Iya Pak, aku juga nggak bisa apa
apa..", Rida menjawab.
Di luar hujan mulai turun.
"Kalau begitu.. kami minta kenang-
kenangan saja Mbak", tiba-tiba Diman
yang lebih muda menjawab sambil
menatapnya tajam.
"I.., iya.., besok aku belikan kenang-
kenangan..", Rida menjawab.
Cerita Seks - Tiba-tiba ia merasa gugup
dan cemas. Warto mencekal lengan
Rida. Sebelum Rida tersadar, kedua
tangannya telah dicekal ke belakang
oleh mereka.
"Aah! Jangan Pak!".
Diman menarik blus warna ungu milik
Rida. Gadis itu terkejut dan tersentak
ketika kancing blusnya berhamburan.
"Sekarang aja Rida. Kenang-kenangan
untuk seumur hidup!".
Warto menyeringai melihat Diman
merobek kaos dalam katun Rida yang
berwarna putih berenda. Rida berusaha
meronta. Namun tak berdaya, dadanya
yang kencang yang terbungkus bra
hitam berendanya mencuat keluar.
"Jangannnn! Lepaskannn!", Rida
berusaha meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Diman
sekarang berusaha menurunkan celana
panjang ungu Rida. Kedua lelaki itu
sudah sejak lama memperhatikan Rida.
Gadis yang mereka tahu tubuhnya
sangat kencang dan sintal. Diam-diam
mereka sering mengintipnya ketika ke
kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak
tahan lagi. Rida menyepak Diman
dengan keras.
"Eit, melawan juga si Mbak ini..", Diman
hanya menyeringai.
Rida di seret ke meja Head Teller.
Dengan sekali kibas semua peralatan di
meja itu berhamburan bersih.
"Aahh! Jangan Pak! Jangannn!", Rida
mulai menangis ketika ia ditelungkupkan
di atas meja itu.
Sementara kedua tangannya terus
dicekal Warto, Diman sekarang lebih
leluasa menurunkan celana panjang
ungu Rida. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Rida juga mulai
merasa terangsang. Ia dapat merasakan
angin dingin menerpa kulit pahanya.
Menunjukkan celananya telah terlepas
jatuh. Rida lemas. Hal ini
menguntungkan kedua penyiksanya.
Dengan mudah mereka menanggalkan
blus dan celana panjang ungu Rida. Rida
mengenakan setelan pakaian dalam
berenda warna hitam yang mini dan
sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat
Rida yang kencang mulai ditepuk oleh
Warto bertubi-tubi, "Plak! Plak!".
cerita pemerkosaan - Tubuh Rida
memang kencang menggairahkan.
Payudaranya besar dan kencang.
Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam
keadaan menungging di meja seperti ini
ia tampak sangat menggairahkan.
Diman menjambak rambut Rida
sehingga dapat melihat wajahnya.
Bibirnya yang penuh berlipstik merah
menyala membentuk huruf O. Matanya
basah, air mata mengalir di pipinya.
"Sret!", Rida tersentak ketika celana
dalamnya telah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik dengan kasar.
Rida benar-benar merasa terhina. Ia
dibiarkan hanya dengan mengenakan
stocking sewarna dengan kulitnya.
Sementara penis Warto yang besar dan
keras mulai melesak di vaginanya.
"Ouuhh! Adduhh..!", Rida merintih.
Seperti anjing, Warto mulai menyodok
nyodok Rida dari belakang. Sementara
tangannya meremas-remas dadanya
yang kencang. Rida hanya mampu
menangis tak berdaya.
Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya,
kemudian menyodorkan penisnya yang
keras panjang. Memaksa Rida membuka
mulutnya. Rida memegang pinggiran
meja menahan rasa ngilu di
selangkangannya sementara Diman
memperkosa mulutnya. Meja itu berderit
derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh
mereka. Warto mendesak dari belakang,
Diman menyodok dari depan. Bibir Rida
yang penuh itu terbuka lebar-lebar
menampung kemaluan Diman yang
terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-
tiba Warto mencabut kemaluannya dan
menarik Rida.
"Ampuunnn..., hentikan Pak..", Rida
menangis tersengal-sengal.
Warto duduk di atas sofa tamu.
Kemudian dengan dibantu Diman, Rida
dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan
dengan pahanya yang terbuka.
"Slebb!", kemaluan Warto kembali
masuk ke vagina Rida yang sudah
basah.
Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan
merintih. Warto kembali memeluk Rida
sambil memaksa melumat bibirnya.
Kemudian mulai mengaduk aduk vagina
gadis itu. Rida masih tersengal-sengal
melayani serangan mulut Warto ketika
dirasakannya sesuatu yang keras dan
basah memaksa masuk ke lubang
anusnya yang sempit. Diman mulai
memaksa menyodominya.
"Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm...!",
Rida berusaha meronta, tapi tak
berdaya.
cerita pemerkosaan - Warto terus
melumat mulutnya. Sementara Diman
memperkosa anusnya. Rida lemas tak
berdaya sementara kedua lubang di
tubuhnya disodok bergantian.
Payudaranya diremas dari depan
maupun belakang. Tubuhnya yang
basah oleh peluh semakin membuat
dirinya tampak erotis dan merangsang.
Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan
kedua pemerkosanya yang semakin
cepat dan dalam mendadak berhenti.
Rida ditelentangkan dengan tergesa
kemudian Warto menyodokkan
kemaluannya ke mulut gadis itu. Rida
gelagapan ketika Warto mengocok
mulutnya kemudian mendadak kepala
Rida dipegang erat dan...
"Crrrt! Crrrt!", cairan sperma Warto
muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-
tubi.
Rida merasa akan muntah. Tapi Warto
terus menekan hidung Rida hingga ia
terpaksa menelan cairan kental itu.
Warto terus memainkan batang
kemaluannya di mulut Rida hingga
bersih. Rida tersengal sengal berusaha
menelan semua cairan lengket yang
masih tersisa di langit-langit mulutnya.
Mendadak Diman ikut memasukkan
batang kemaluannya ke mulut Rida.
Kembali mulut gadis itu diperkosa. Rida
terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah
hingga kembali cairan sperma mengisi
mulutnya. Masuk ke tenggorokannya.
Rida menangis sesengggukan. Diman
memakai celana dalam Rida untuk
membersihkan sisa spermanya.
"Wah.. bener-bener kenangan indah,
Yuk..", ujar Warto sambil membuka pintu
belakang.
Tak lama kemudian 3 orang satpam lain
masuk.
"Ayo, sekarang giliran kalian!", Rida
terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh
kekar itu.
Ia akan diperkosa bergiliran semalaman.
Celakanya, ia sudah pamit dengan
teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak
pulang malam ini karena harus ke
rumah saudaranya hingga tentu tak
akan ada yang mencarinya.
Rida ditarik ke tengah lobby bank itu.
Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang
sudah membuka pakaiannya masing-
masing hingga Rida dapat melihat
batang kemaluan mereka yang telah
mengeras.
"Ayo Rida, kulum punyaku!", Rida yang
hanya mengenakan stocking itu dipaksa
mengoral mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam
keadaan seperti merangkak. Dan
sesuatu yang keras mulai melesak paksa
di lubang anusnya.
"Akhh..., mmmhhh.., mhhh...", Rida
menangis tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang
kemaluan, anusnya disodok-sodok
dengan kasar. Pinggulnya yang kencang
dicengkeram.
"Akkkghhh! Isep teruss...!, Ayooo".
Satpam yang tengah menyetubuhi
mulutnya mengerang ketika cairan
spermanya muncrat mengisi mulut Rida.
Gadis itu gelagapan menelannya hingga
habis. Kepalanya dipegangi dengan
sangat erat. Dan lelaki lain langsung
menyodokkan batang kemaluannya
menggantikan rekannya. Rida dipaksa
menelan sperma semua satpam itu
bergiliran. Mereka juga bergiliran
menyodomi dan memperkosa semua
lubang di tubuh Rida bergiliran.
cerita pemerkosaan - tubuh Rida yang
sintal itu basah berbanjir peluh dan
sperma. Stockingnya telah penuh noda-
noda sperma kering. Akhirnya Rida
ditelentangkan di sofa, kemudian para
satpam itu bergiliran mengocok
kemaluan mereka di wajahnya, sesekali
mereka memasukkannya ke mulut Rida
dan mengocoknya disana, hingga
secara bergiliran sperma mereka
muncrat di seluruh wajah Rida.
Ketika telah selesai Rida telentang dan
tersengal-sengal lemas. Tubuh dan
wajahnya belepotan cairan sperma,
keringat dan air matanya sendiri. Rida
pingsan. Tapi para satpam itu ternyata
belum puas.
"Belum pagi nih", ujar salah seorang
dari satpam itu.
"Iya, aku masih belum puas...".
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.
Tubuh telanjang Rida diikat erat.
Kemudian mereka membawanya ke
belakang kantornya. Bagian belakang
bank itu memang masih sepi dan
banyak semak belukar. Rida yang masih
dalam keadaan lemas diletakkan begitu
saja di sebuah pondok tua tempat para
pemuda berkumpul saat malam. Hujan
telah berhenti tetapi udara masih begitu
dinginnya. Mulut Rida disumpal dengan
celana dalamnya. Ketika malam semakin
larut baru Rida tersadar. Ia tersentak
menyadari tubuhnya masih dalam
keadaan telanjang bulat dan terikat tak
berdaya. Ia benar-benar merasa
dilecehkan karena stockingnya masih
terpasang.
Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa
laki-laki. Dan mereka terkejut ketika
masuk.
"Wah! Ada hadiah nih!", aroma alkohol
kental keluar dari mulut mereka.
Rida berusaha meronta ketika mereka
mulai menggerayangi tubuh sintal
telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8
orang yang datang. Mereka segera
menyalakan lampu listrik yang remang-
remang. Tubuh Rida mulai dijadikan
bulan-bulanan. Rida hanya bisa
menangis pasrah dan merintih tertahan.
Ia ditunggingkan di atas lantai bambu
kemudian para lelaki itu bergiliran
memperkosanya.
Minggu, 02 September 2012

ku perkosa istri tetangaku

Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum. Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa.


Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup. Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah. Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya. Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka.

Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih. Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut.

Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku. Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain? Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual. Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku.

Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut. Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya. Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana. Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan.

Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat. Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik. Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarka hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya. Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah.

Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring. Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan. Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf.

"Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak. Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja," bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. "Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang. Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa," bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.

Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu. Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas. Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit. Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian.

"Akan kulaporkan ke suamiku," ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya. Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu.

"Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku," ratapnya. Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. "Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu," bujukku mesra. "Kau bajingan terkutuk," pekiknya dengan marah. Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang.

"Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku." Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti. Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang. Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu. Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya.

Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah. Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu. Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku. Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku. Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit. Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya.

Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. "Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini," gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya. "Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak." Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatanwanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu.

Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya. Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.

Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan. Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.

Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman. Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku.

"Mas..." bisiknya. Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup. Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri.

Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh. Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali. Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar.

Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu. Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku. Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.

Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana. Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.
 
© Copyright 2011 Cerita Konak All Rights Reserved.
Created by Aland IndoBlack- Powered by Blogger.com.